Bengkulu Nasibmu Kini


Provinsi tempat saya lahir itu, si Bengkulu, tumben-tumbenan kemaren masuk berita. Kalo Bengkulu yang notabene provinsi terbelakang ini masuk berita, sudah pasti isinya negatif. Kadang-kadang, saya rasanya pengin banget jadi gubenurnya saking muaknya dengan tata kelola provinsi yang begitu amburadulnya ini.

Tidak hanya satu, tapi sekaligus 2 berita yang terbit mengenaskan memberitakan betapa rusaknya manajemen pemerintahan daerah. Bengkulu, sebagai salah satu provinsi yang (dulunya) pernah jaya bahkan diantara gugusan daerah di pulau sumatra yang jarang di perhatikan pemerintah pusat.

Oke kali ini saya serius. Sebagai putra daerah, malu sudah jadi kewajiban saya begitu mendengar daerah saya terpuruk karena ulah anak-anaknya sendiri.

Berita pertama, Provinsi ini sukses mengalahkan Surabaya sebagai pemilik Kebun binatang terburuk se-Indonesia. Prestasi tingkat nasional yang miris.

Tersebutlah sebuah kawasan bernama Taman Remaja yang dahulu kala diniatkan sebagai tempat konservasi berbagai hewan. Terakhir saya mengunjungi tempat ini di 2014, tak satupun binatang terlihat, kecuali patung-patung hewan yang kondisinya sudah seperti zombie.

Taman ini sudah tak berbentuk kebun binatang lagi. Karena posisi geografisnya yang dikelilingi banyak sekolah, jadilah tempat ini sebagai tempat “pra-bulan madu” anak-anak sekolahan yang nongkrong, pacaran, bolos, dan melakukan berbagai jenis kenakalan remaja lainnya. Paling banter fungsinya digunakan sebagai kompetisi bagi lomba kicau burung.

Di sini, tak satupun kegiatan yang berhubungan dengan interaksi hewan terjadi. Kecuali muda-mudi yang menjadi hewan di malam hari. Bahkan saya yang orang asli Bengkulu pun, awalnya tak pernah tahu jikalau taman ini adalah sesosok Kebun Binatang. Setahu saya ini hanyalah jalan alternatif untuk menghindari jalan terminal yang semrawutnya minta ampun. Sisi positifnya, kita mengalahkan Surabaya kawan-kawan.. Selamat!

Ada sebuah komentar yang diberikan pembaca yang benar-benar jleb menurut saya: “Pantesan binatangnya sengsara, lah manusianya aja ga diurusin kok”.. Saya tidak bisa membela, karena kenyataannya memang benar dan harus diterima sebagai sebuah kenyataan pahit yang harus masuk perut.

Berita kedua, Bengkulu menjadi provinsi termiskin se-Sumatra. Bahkan Mendapat rangking 6 se-Indonesia. Selamat! Bahkan Kota Bengkulunya sendiri, menduduki posisi ke-3 termiskin diantara berbagai daerah di Provinsi Bengkulu. Sebuah Kota yang lebih miskin dari kabupatennya? Waw sekali… Pengen joget jadinya.

Provinsi muda yang mengenaskan.. Padahal, disana tempat lahir beta..

***

Pada mudik lebaran kemaren, dalam perjalanan saya melihat berbagai poster dan baliho kampanye para calon gubenur Bengkulu. Dari semua calon yang tersedia, tak satupun saya melihat orang-orang bersih dan kompeten sebagai pemimpin. Dari gambarnya pun mudah terlihat hanya nafsu yang terpancar dimatanya.. Belum lagi rekam jejak politik beberapa dari mereka mengecewakan. Btw, saya lumayan pinter lho menilai manusia dari gerak-geriknya, cara ngomongnya, atau dari matanya.

Dengan calon-calon yang tersedia seperti di sana, saya pesimis dalam 20 tahun lagi Bengkulu akan maju. Maaf, saya kali ini bukan apatis, tapi rasionalis. Entah apa bedanya.. Wabah korupsi memang mengerikan untuk dirasakan dampaknya.

Bajingan-bajingan tua yang menganggap posisi pemimpin sebagai penguasa, anak muda-anak muda yang gampang terseret arus, mahasiswa-mahasiswa kritis yang tertelan sistem, golongan miskin yang pasrah, kapitalis-kapitalis pusat, sarjana-sarjana penyogok, keluarga-keluarga dinasti politik, institusi kolot yang tak pernah ingin maju, serta pemerintahan ala diskotik pinggir jalan.

Bengkulu muncul sebagai salah satu dampak negatif otonomi daerah. Daerah yang diharap mandiri namun salah urus. Kekayaan alam membutakan semua pejabatnya. Tentu saja dengan hasil akhir uang, layaknya isi otak pejabat kebanyakan.

Bengkulu juga pernah terdegradasi ke urutan puncak di tingkat nasional sebagai daerah produsen koruptor terbanyak di negeri ini.

***

Dirunut dari catatan sejarah kuno, Bengkulu merupakan salah satu provinsi dengan legenda kota emas selain papua di Indonesia. Emas di monas itu sisa buktinya. Dahulu, beberapa kota di Sumatra pernah berjaya di catatkan namanya di dunia. Aceh, pernah terkenal dengan selat malaka dan serambi Mekkahnya. Sumut, terkenal tidak hanya danau tobanya, tapi juga barus sebagai salah satu bahan pengawet mumi yang di jaman Mesir kuno menjadi pemasok utama di masa lampau. Riau, pernah menjadi lumbung devisa negara dengan timahnya. Jambi, dengan candi terluasnya se Asia Tenggara. Lampung, satu-satunya habitat gajah di Indonesia. Sumbar, terkenal sebagai serpihan jaman es. Dimana daerahnya yang kaya akan semua jenis vegetasi dan mahluk hidup karena dulu merupakan daerah dasar laut yang telah mengering..

Dan sekarang, Sumatra seolah dijadikan ladang sawit nasional senasib dengan Kalimantan. Mudahnya izin mendirikan pabrik berdampak hancurnya hutan-hutan dengan alasan kebakaran hutan. Apakah lucu jika berita kebakaran hutan yang terjadi di Kalimanatan dan Sumatra esoknya berubah tergantikan dengan lahan sawit? Tidakah terlalu kebetulan?

Pernah terpikir kenapa daerah-daerah dengan sumber daya alam yang melimpah, para manusianya hidup tragis dan merana? Benua Afrika? Papua? Kalimantan? Timor timur?

Penguasa aka kapitalis, telah merubah sistem tata kelola sebuah daerah terselubung atas nama kemajuan daerah. Ditambah pemerintahan yang “lemah lembut”, maka jadilah daerah sejenis Bengkulu ini.

Saya tidak berharap Bengkulu menjadi provinsi yang maju. Kemajuan hanyalah kata lain dari pengrusakan. Menjadi daerah miskinpun tak apa asal bahagia. Tak perlu makmur yang penting rakyatnya cerdas. Modernisasi kadangkala membutakan. Lihat Bali dan Jogja sebagai daerah yang masih mempertahankan tradisi semi-kolotnya. Banyak wisatawan asing yang datang dari negara-negara maju yang makmur. Sedangkan daerah-daerah di Indonesia sibuk memajukan daerahnya dengan mendirikan mall dan berbagai pusat hiburan.

Kasus ini mirip ketika kita mudik dimana orang kampung yang beramai-ramai ingin menuju ke kota, dan orang kota yang berjejalan ingin tinggal di Desa. Sama juga dengan Tragedi Atlantis yang over-progresif terhadap kemajuan kotanya namun pada klimaksnya baru menyadari kembali alami adalah yang terbaik.

Dan Bengkulu, kini kau ingin maju dan menjadikan Jakarta sebagai standarmu? Lebih baik jangan.. Pertahankan apa yang ada adalah pilihan terbaik. Utamakan kemajuan manusianya dahulu. Urusan bangunan tinggi itu bisa nanti. Rumah bagus bisa dibangun kelak. Yang penting manusianya di kembalikan kodratnya terlebih dahulu sebagai manusia.

Atau jangan-jangan, pembodohan massal itu disengaja? Bahkan mungkin terprogram? Dan perbudakan itu masih ada, cuma sedikit disamarkan bentuknya? Ah, pikiran saya yang malang…

.

Mancing mania...

Mancing mania…

1 Responses to Bengkulu Nasibmu Kini

  1. Kurniawan Reda Putra berkata:

    ya seharusnya bngkulu bisa makmur.
    karna bngkulu pnya potnsi yg kaya.
    bngkulu pnya pntai trpnjng seasia tnggra pantai pnjng.
    bngkulu pnya bnteng trbsar dan trkuat seasia tnggra.
    bngkulu juga mrupakan daerah pnyumbng emas dipncak monas.
    bngkulu juga mrpkn daerah kelhiran ibu negara prtama republik indonesia yg jga mnjhit sang saka mrah putih.
    tpi yh karna sistem pmrinthan yg amburadull.
    pmimpin yg cma bisa mmbri janji2 mnis. tpi mlah mmberi malu pda bngkulu.

    Suka

Tinggalkan komentar

Frans Cihuy

Calon orang kaya. Tetap manis walau badai menghadang,,

Blog Anak Baik

Calon orang kaya. Tetap manis walau badai menghadang,,

Nguping Jakarta

Calon orang kaya. Tetap manis walau badai menghadang,,

Pandji Pragiwaksono

Calon orang kaya. Tetap manis walau badai menghadang,,

Bajingan Yang Bergerak Bersama Waktu

Calon orang kaya. Tetap manis walau badai menghadang,,

Kumpulan Misteri Dunia

Kumpulan Artikel Misteri dan Rahasia yang Belum Terpecahkan

Blog misteri enigma

Calon orang kaya. Tetap manis walau badai menghadang,,